Sakit tenggorokan, yang dalam istilah medis dikenal sebagai faringitis, adalah keluhan umum yang dapat mengganggu aktivitas harian. Ketika rasa sakit ini disertai dengan kesulitan menelan (disfagia) dan demam, ini seringkali menjadi indikasi bahwa tubuh sedang melawan infeksi atau peradangan yang signifikan. Kombinasi gejala sakit tenggorokan susah menelan dan demam merupakan pesan penting dari tubuh bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan.
Memahami Kombinasi Gejala
Ketika seseorang mengalami sakit tenggorokan, ia merasakan iritasi, gatal, atau nyeri saat menelan makanan atau bahkan air liur. Jika nyeri tersebut parah hingga menyebabkan kesulitan menelan, ini menunjukkan tingkat peradangan yang cukup tinggi pada faring (area belakang tenggorokan) atau amandel (tonsil).
Demam, yang didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas batas normal (biasanya di atas 38°C), adalah respons alami sistem kekebalan tubuh terhadap invasi patogen, seperti virus atau bakteri. Kehadiran demam bersamaan dengan nyeri hebat di tenggorokan memperkuat dugaan adanya infeksi sistemik.
Penyebab Utama Kombinasi Gejala
Kombinasi gejala sakit tenggorokan susah menelan dan demam paling sering disebabkan oleh infeksi. Virus adalah penyebab paling umum dari sakit tenggorokan (faringitis viral), seperti yang disebabkan oleh flu biasa atau pilek. Namun, ketika gejala sangat berat dan disertai demam tinggi, penyebab bakteri perlu diwaspadai, terutama Streptokokus Grup A, yang menyebabkan radang tenggorokan (strep throat).
Pada kasus radang tenggorokan bakteri, kesulitan menelan bisa sangat menyiksa karena pembengkakan yang terjadi pada amandel (tonsilitis). Perlu diingat bahwa radang tenggorokan akibat bakteri memerlukan penanganan antibiotik, sedangkan yang disebabkan virus umumnya sembuh dengan sendirinya.
Selain infeksi, penyebab lain yang mungkin mencakup mononukleosis infeksiosa ("penyakit ciuman"), yang sering menyerang remaja dan dewasa muda dan ditandai dengan demam tinggi, kelelahan ekstrem, dan amandel bengkak parah yang membuat menelan hampir mustahil.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Meskipun banyak kasus sakit tenggorokan sembuh dalam seminggu, kombinasi gejala spesifik memerlukan pengamatan ketat. Anda disarankan untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami:
- Demam sangat tinggi yang tidak kunjung turun.
- Kesulitan menelan yang ekstrem sehingga menyebabkan dehidrasi (tidak mampu minum cairan).
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang parah di leher.
- Munculnya bercak putih atau nanah pada amandel.
- Kesulitan bernapas.
- Gejala yang tidak membaik setelah beberapa hari pengobatan rumahan.
Diagnosis oleh profesional kesehatan sangat penting untuk membedakan apakah infeksi tersebut disebabkan oleh virus atau bakteri, karena penanganan yang tepat akan berbeda. Tes usap tenggorokan (swab test) sering dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan bakteri Streptococcus.
Penanganan Awal yang Dapat Dilakukan di Rumah
Sementara menunggu diagnosis atau selama masa pemulihan dari infeksi virus, beberapa langkah perawatan di rumah dapat membantu meredakan rasa sakit dan menurunkan demam:
- Istirahat Cukup: Memberikan waktu bagi sistem imun untuk melawan infeksi.
- Hidrasi: Minum banyak cairan hangat (teh herbal hangat dengan madu, air jahe) untuk menjaga tenggorokan tetap lembap dan mencegah dehidrasi akibat demam.
- Berkumur Air Garam: Larutan air hangat yang dicampur garam dapat membantu mengurangi pembengkakan dan membunuh kuman permukaan.
- Obat Pereda Nyeri dan Demam: Mengonsumsi parasetamol atau ibuprofen sesuai dosis yang dianjurkan untuk mengontrol demam dan nyeri menelan.
- Pelembap Udara (Humidifier): Udara yang lembap dapat membantu mengurangi iritasi tenggorokan, terutama saat tidur.
Mengabaikan gejala sakit tenggorokan yang disertai demam dan kesulitan menelan bisa berisiko. Jika infeksi bakteri tidak diobati, misalnya radang tenggorokan, ia berpotensi memicu komplikasi serius seperti demam rematik atau penyakit ginjal. Oleh karena itu, kesadaran terhadap gejala ini adalah langkah pertama menuju pemulihan yang cepat dan aman.