Serum Albumin Turun: Memahami Penyebab dan Langkah Penanganannya
Serum albumin adalah protein utama yang diproduksi oleh hati dan memiliki peran krusial dalam menjaga tekanan osmotik koloid darah, mengangkut berbagai zat seperti hormon, obat-obatan, dan asam lemak, serta berperan dalam fungsi kekebalan tubuh. Ketika kadar serum albumin dalam darah menurun, kondisi ini disebut hipoalbuminemia atau serum albumin turun. Hipoalbuminemia bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan indikator adanya masalah kesehatan mendasar yang perlu ditangani.
Penyebab Serum Albumin Turun
Penurunan kadar serum albumin dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang secara umum dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori utama:
1. Penurunan Produksi Albumin oleh Hati
Hati adalah pabrik utama produksi albumin. Gangguan fungsi hati yang signifikan dapat mengurangi kemampuannya untuk memproduksi protein ini. Beberapa kondisi yang dapat memengaruhi produksi albumin meliputi:
Penyakit Hati Kronis: Sirosis hati, hepatitis kronis (terutama hepatitis B dan C), dan penyakit hati berlemak non-alkoholik dapat merusak sel-sel hati sehingga menurunkan produksi albumin.
Malnutrisi Berat: Kekurangan protein yang parah, terutama pada individu yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, dapat menghambat sintesis albumin.
Penyakit Hati Akut: Meskipun jarang terjadi, kerusakan hati yang mendadak akibat keracunan atau infeksi parah juga bisa memengaruhi produksi albumin.
2. Peningkatan Kehilangan Albumin
Albumin dapat hilang dari tubuh melalui beberapa jalur, yang sering kali berkaitan dengan kondisi medis tertentu:
Penyakit Ginjal: Kondisi seperti sindrom nefrotik menyebabkan kebocoran protein melalui glomerulus ginjal. Albumin yang merupakan protein besar, menjadi salah satu yang paling sering hilang dalam urine.
Gangguan Penyerapan Usus: Penyakit radang usus (seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif), enteropati yang kehilangan protein, dan infeksi usus tertentu dapat merusak lapisan usus, menyebabkan kebocoran protein termasuk albumin ke dalam saluran pencernaan.
Luka Bakar Luas: Luka bakar yang parah dapat merusak integritas pembuluh darah, menyebabkan kehilangan cairan dan protein, termasuk albumin, ke jaringan di sekitarnya.
Perdarahan Kronis: Kehilangan darah secara terus-menerus, meskipun dalam jumlah kecil, dapat menyebabkan penurunan total protein tubuh, termasuk albumin.
3. Peningkatan Katabolisme (Pemecahan) Albumin
Dalam kondisi peradangan atau stres fisiologis yang parah, tubuh dapat meningkatkan pemecahan protein, termasuk albumin, untuk digunakan sebagai sumber energi atau untuk mendukung respons imun.
Infeksi Berat (Sepsis): Respons inflamasi sistemik yang terjadi pada sepsis dapat memicu peningkatan katabolisme albumin.
Peradangan Kronis: Kondisi seperti rheumatoid arthritis atau lupus yang ditandai dengan peradangan kronis dapat berkontribusi pada penurunan albumin.
Kanker: Beberapa jenis kanker dapat memengaruhi metabolisme protein dan menyebabkan penurunan kadar albumin.
4. Pergeseran Cairan ke Ruang Ekstraseluler
Meskipun bukan kehilangan nyata, dalam kondisi tertentu seperti gagal jantung kongestif atau sirosis hati lanjut dengan asites, cairan dapat menumpuk di ruang interstisial (di luar pembuluh darah). Hal ini dapat menyebabkan konsentrasi albumin dalam darah tampak menurun, meskipun jumlah total albumin dalam tubuh mungkin tidak berkurang secara signifikan.
Gejala Serum Albumin Turun
Gejala hipoalbuminemia sering kali tidak spesifik dan dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan penurunan kadar albumin dan penyebab mendasarnya. Namun, beberapa gejala umum yang mungkin timbul meliputi:
Edema atau Pembengkakan: Ini adalah gejala paling umum. Penurunan albumin mengganggu tekanan onkotik, menyebabkan cairan bocor dari pembuluh darah ke jaringan, terutama di kaki, pergelangan kaki, dan perut (asites).
Kelelahan dan Kelemahan: Kurangnya albumin untuk transportasi nutrisi dan fungsi tubuh dapat menyebabkan rasa lelah yang berlebihan.
Penurunan Kekebalan Tubuh: Albumin berperan dalam respons imun, sehingga kadarnya yang rendah dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi.
Masalah Kulit: Kulit bisa menjadi kering, kusam, atau sulit sembuh.
Masalah Pernapasan: Jika terjadi penumpukan cairan di paru-paru (edema paru), dapat menyebabkan sesak napas.
Diagnosis dan Penanganan
Diagnosis hipoalbuminemia dilakukan melalui tes darah sederhana untuk mengukur kadar serum albumin. Jika hasilnya menunjukkan penurunan, dokter akan melakukan investigasi lebih lanjut untuk menentukan penyebabnya. Penanganan akan sangat bergantung pada akar masalahnya:
Mengobati Penyakit Penyebab: Ini adalah prioritas utama. Jika disebabkan oleh penyakit hati, ginjal, usus, atau infeksi, pengobatan penyakit tersebut akan dilakukan.
Perbaikan Gizi: Asupan protein yang cukup melalui makanan atau suplemen nutrisi sering kali direkomendasikan.
Terapi Cairan dan Diuretik: Untuk mengatasi edema, dokter mungkin meresepkan diuretik atau mengatur keseimbangan cairan.
Terapi Albumin Intravena: Dalam kasus yang parah atau mendesak, albumin dapat diberikan langsung ke dalam pembuluh darah untuk menaikkan kadar albumin secara cepat.
Menjaga kadar serum albumin tetap normal adalah bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan. Jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada hipoalbuminemia, segera konsultasikan dengan profesional medis untuk diagnosis dan penanganan yang tepat. Deteksi dini dan penanganan yang sesuai dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut dan meningkatkan kualitas hidup.