Surat An Nisa Ayat 71 dan Ayat 100: Refleksi Kewaspadaan dan Harapan

Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, senantiasa memberikan panduan hidup yang komprehensif bagi setiap Muslim. Di dalamnya terdapat ayat-ayat yang mengatur berbagai aspek kehidupan, mulai dari ibadah, muamalah, hingga akhlak. Dua ayat yang seringkali menarik perhatian dan kaya akan makna adalah Surat An Nisa ayat 71 dan Surat An Nisa ayat 100. Kedua ayat ini, meskipun berbeda konteksnya, saling melengkapi dalam memberikan pelajaran tentang pentingnya kewaspadaan, kesungguhan, dan harapan dalam menghadapi ujian kehidupan.

Kewaspadaan dalam Berjihad: Surat An Nisa Ayat 71

Ayat 71 dari Surat An Nisa (An-Nisa' 4:71) secara spesifik berbicara mengenai sikap seorang mukmin ketika diperintahkan untuk berjihad atau mempertahankan diri dan harta benda. Allah SWT berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ خُذُوا۟ حِذْرَكُمْ فَإِذَا ٱلْتَقَيْتُمْ فِى ٱلْجَهَادِ فَذَكَرْتُمُ ٱللَّهَ فَسَبِّحُوهُ وَلَا تَهِنُوا۟ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

"Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu dan janganlah sebagian dari kamu berdiam diri (tidak ikut perang) sedang sebagian yang lain ketika berhadapan dengan musuh itu seolah-olah mereka menghindar dan pergi berkelompok-kelompok. Padahal Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Ayat ini memberikan instruksi yang jelas tentang pentingnya persiapan. Kata "khudzū ḥiẓrakum" (خذوا حذركم) yang berarti "bersiap siagalah" atau "ambillah kewaspadaanmu" menunjukkan bahwa seorang mukmin tidak boleh lengah. Kewaspadaan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari persiapan fisik, mental, hingga perlengkapan yang dibutuhkan dalam menghadapi potensi ancaman atau kesulitan.

Lebih lanjut, ayat ini menekankan agar ketika berhadapan dengan musuh (dalam konteks perang atau perjuangan), seorang mukmin tetap mengingat Allah. Mengingat Allah di sini berarti menjaga ketakwaan, berdoa memohon pertolongan, dan senantiasa berzikir. Hal ini agar semangat juang tidak padam karena ketakutan atau kelemahan. Allah menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui setiap amal perbuatan. Ini adalah pengingat bahwa setiap usaha, sekecil apapun, jika dilakukan karena Allah, akan mendapatkan balasan-Nya. Ayat ini mengajarkan bahwa perjuangan seorang mukmin harus dilandasi kesiapan, keberanian, dan senantiasa terhubung dengan Sang Pencipta.

Harapan dalam Perjalanan Hijrah: Surat An Nisa Ayat 100

Bergeser ke Surat An Nisa ayat 100, kita menemukan konteks yang berbeda namun tetap relevan dengan semangat pergerakan seorang mukmin. Ayat ini berbicara tentang orang-orang yang berhijrah (berpindah tempat) karena Allah, dan pahala yang akan mereka dapatkan. Allah SWT berfirman:

وَمَن يُهَاجِرْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدْ فِى ٱلْأَرْضِ مُرَٰغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَن يَخْرُجْ مِنۢ بَيْتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدْرِكْهُ ٱلْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

"Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di muka bumi ini tempat pengungsian yang banyak dan kelapangan. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat tujuan), maka sungguh pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Ayat ini memberikan gambaran optimis bagi mereka yang rela meninggalkan kampung halaman, harta benda, atau kenyamanan demi menegakkan agama Allah. Allah menjanjikan dua hal utama: "murāghaman katsīran" (مراغماً كثيراً) yaitu tempat untuk "menaklukkan" atau "mencari keuntungan" dan "sa‘ah" (سعة) yaitu kelapangan. Ini bisa diartikan sebagai kemampuan untuk mengatasi kesulitan, mendapatkan rezeki yang lebih baik, atau merasakan kebebasan dan kenyamanan yang lebih besar di tempat baru.

Lebih mengharukan lagi adalah jaminan pahala bagi mereka yang hijrahnya terputus di tengah jalan karena kematian. Sekecil apapun niat tulus untuk berhijrah di jalan Allah, jika ajal menjemput sebelum mencapai tujuan, maka pahalanya tetap terjamin di sisi Allah. Ini adalah bentuk kasih sayang dan kemurahan Allah yang luar biasa, yang menghargai niat dan usaha seorang hamba melebihi hasil akhirnya. Ayat ini menanamkan keyakinan bahwa setiap pengorbanan di jalan-Nya tidak akan sia-sia, bahkan dalam kondisi yang paling tidak terduga sekalipun.

Keterkaitan Makna

Meskipun Surat An Nisa ayat 71 dan Surat An Nisa ayat 100 memiliki fokus yang berbeda, keduanya mengajarkan tentang pentingnya proaktivitas dan kesungguhan seorang mukmin. Ayat 71 menekankan kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi tantangan, sementara ayat 100 memberikan dorongan dan harapan bagi mereka yang berani bergerak dan berkorban di jalan kebenaran. Keduanya mengingatkan bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya yang tulus dalam berjuang dan berhijrah, serta bahwa setiap langkah yang diambil karena-Nya akan dinilai dan diberi ganjaran. Dengan memahami kedua ayat ini, seorang Muslim diajak untuk senantiasa waspada terhadap segala bentuk kelengahan, memiliki semangat juang yang tinggi, dan tidak pernah kehilangan harapan dalam setiap fase kehidupannya.

🏠 Homepage