Kekuatan Perlindungan: An-Nas & Al-Falaq

Memahami Dua Surah Pelindung Agung

Visualisasi Perlindungan Cahaya dari Kegelapan وَالْفَلَقِ النَّاس

Pendahuluan: Dua Benteng Keimanan

Surah An-Nas (Manusia) dan Surah Al-Falaq (Waktu Fajar) adalah dua surah terakhir dalam Al-Qur'an, yang secara kolektif dikenal sebagai Al-Mu'awwidzatain (Dua Surah untuk Berlindung). Kedua surah ini memiliki kedudukan istimewa dalam Islam karena fungsinya yang esensial sebagai benteng spiritual dari segala kejahatan lahiriah maupun batiniyah. Keutamaannya begitu besar sehingga Rasulullah ﷺ sering membacanya sebagai wirid pagi dan petang, serta sebelum tidur, sebagai sarana perlindungan mutlak dari gangguan setan, sihir, hasad (dengki), dan kegelapan.

Memahami terjemahan dan makna mendalam dari An-Nas dan Al-Falaq bukan sekadar latihan menghafal, melainkan penegasan tauhid. Kita mengakui bahwa sumber segala kejahatan dan bisikan buruk ada, namun kita secara sadar memohon perlindungan hanya kepada Allah SWT, Pencipta dan Pemelihara semesta alam.

Surah Al-Falaq (Waktu Fajar) - Terjemahan

Surah Al-Falaq (Surah ke-113) memohon perlindungan dari segala macam keburukan yang muncul dari ciptaan Allah, terutama keburukan yang terjadi di malam hari.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
1. Qul a'ūdhu bi rabbil-falaq
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai fajar (Subuh),"
2. Min sharri mā khalaq
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
"Dari kejahatan makhluk-Nya,"
3. Wa min sharri ghāsiqin idhā waqab
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
"Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,"
4. Wa min sharri an-naffāthāti fil-'uqad
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
"Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang meniup pada buhul-buhul,"
5. Wa min sharri ḥāsidin idhā ḥasad
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
"Dan dari kejahatan pendengki apabila ia dengki."

Ayat-ayat ini secara spesifik mengajarkan kita untuk berlindung dari kegelapan (yang melambangkan ketakutan dan hal-hal tersembunyi), dari sihir (yang diwakili oleh tiupan pada buhul), dan dari sifat hasad yang merusak. Al-Falaq adalah pengakuan bahwa siang hari (fajar) adalah manifestasi dari kemenangan cahaya atas kegelapan malam, dan Allah adalah sumber cahaya itu.

Surah An-Nas (Manusia) - Terjemahan

Surah An-Nas (Surah ke-114) adalah permohonan perlindungan yang lebih terfokus, yaitu dari bisikan jahat yang berasal dari jin dan manusia, yang menyerang langsung ke dalam hati dan pikiran.

1. Qul a'ūdhu bi rabbinnās
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (Pemelihara) manusia,"
2. Malikin-nās
مَلِكِ النَّاسِ
"Raja manusia,"
3. Ilāhin-nās
إِلَٰهِ النَّاسِ
"Penyembah manusia,"
4. Min sharril-waswāsil-khannās
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
"Dari kejahatan (bisikan) setan yang tersembunyi (penyelinap),"
5. Alladhī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
"Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,"
6. Minal-jinnati wan-nās
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
"Dari (golongan) jin dan manusia."

An-Nas melengkapi Al-Falaq dengan mengidentifikasi sumber utama gangguan spiritual: waswas (bisikan). Bisikan ini datang dari jin (setan yang tersembunyi) maupun dari manusia yang terpengaruh keburukan. Ayat ini menegaskan bahwa Allah adalah Rabb, Raja, dan Ilah bagi seluruh manusia—hanya Dia yang berhak ditaati dan hanya Dia yang mampu menangkal bisikan buruk yang menargetkan pusat kesadaran kita (dada/hati).

Mengapa Keduanya Selalu Dibaca Bersamaan?

Kombinasi Surah Al-Falaq dan An-Nas memberikan perlindungan yang menyeluruh. Al-Falaq menangani keburukan eksternal dan manifestasi fisik seperti sihir, penyakit, dan kegelapan yang nyata. Sementara itu, An-Nas menangani keburukan internal, yaitu serangan psikologis, keraguan iman, kesyirikan kecil, dan godaan yang datang dari dalam diri atau lingkungan terdekat (manusia lain).

Saat kita membaca keduanya, kita menyatakan permohonan perlindungan kepada Tuhan yang menguasai alam semesta (Rabb al-Falaq) dari segala ancaman yang tampak maupun tak tampak, dan kepada Tuhan yang menguasai akal dan hati manusia (Rabb an-Nas) dari bisikan yang menyesatkan. Ini adalah kesempurnaan dalam berserah diri dan memohon pertolongan, menjadikannya amalan sunnah yang paling sering dianjurkan oleh Nabi Muhammad ﷺ untuk mengawali dan mengakhiri hari.

🏠 Homepage