Amandel, atau tonsil, adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi sebagai garis pertahanan pertama terhadap infeksi yang masuk melalui mulut dan tenggorokan. Namun, pada beberapa kasus, amandel bisa mengalami pembesaran (hipertrofi) atau peradangan kronis (tonsilitis) yang mengganggu kualitas hidup. Keputusan untuk melakukan operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) bukanlah keputusan yang ringan dan sering kali didasarkan pada tingkat keparahan gejala dan, yang paling penting, **ukuran amandel yang harus dioperasi**.
Dokter THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) umumnya menggunakan skala klasifikasi Brodsky untuk mengukur tingkat pembesaran amandel. Skala ini sangat krusial dalam menentukan apakah amandel tersebut sudah mencapai batas fungsional yang mengancam dan memerlukan intervensi bedah.
Skala Brodsky membagi pembesaran amandel menjadi empat kategori utama berdasarkan persentase ruang orofaringeal (tenggorokan bagian belakang) yang terhalang oleh tonsil:
Meskipun angka persentase Brodsky memberikan panduan visual, keputusan operasi hampir selalu multifaktorial. Amandel dengan **ukuran amandel yang harus dioperasi** biasanya merujuk pada Tonsil Derajat III dan IV, terutama jika disertai dengan kondisi berikut:
Ini adalah alasan paling umum dan paling serius. Pembesaran amandel yang parah (seringkali T3 atau T4) dapat menyebabkan penyumbatan parsial atau total pada saluran napas saat tidur. Gejalanya meliputi mendengkur keras, tersedak saat tidur, dan periode henti napas singkat (apnea). Jika ini terkonfirmasi, tonsilektomi seringkali menjadi solusi yang sangat efektif, terlepas dari frekuensi infeksi.
Ketika amandel sangat besar (T3 ke atas), mereka dapat menghalangi jalur makanan untuk turun ke kerongkongan. Pasien mungkin merasa sakit atau kesulitan menelan makanan padat maupun cair, yang berpotensi menyebabkan penurunan berat badan atau dehidrasi.
Pedoman medis umum menyarankan operasi jika seseorang mengalami:
Kriteria ini berlaku meskipun ukuran amandel hanya Derajat II, asalkan infeksi yang terjadi parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pembesaran amandel yang ekstrem juga dapat menyebabkan komplikasi seperti abses peritonsil (kantong nanah di sekitar amandel) yang tidak merespons antibiotik, atau memengaruhi pembentukan gigi dan posisi rahang karena tekanan konstan.
Penting untuk ditekankan bahwa tidak semua amandel yang sedikit membesar perlu dioperasi. Pada anak-anak, amandel seringkali membesar secara alami sebagai respons terhadap paparan kuman lingkungan yang belum terbiasa. Operasi baru dipertimbangkan ketika **ukuran amandel yang harus dioperasi** tersebut secara objektif menghalangi fungsi normal (pernapasan dan menelan) atau menyebabkan infeksi berulang yang mengganggu kesehatan jangka panjang. Konsultasi mendalam dengan dokter spesialis THT sangat diperlukan untuk menimbang manfaat dan risiko dari prosedur tonsilektomi.