Al-Qur'an Al-Karim adalah petunjuk hidup bagi umat Islam, dan di dalamnya terdapat ayat-ayat agung yang memiliki keistimewaan luar biasa. Di antara ribuan ayat tersebut, Surat Al Fatihah dan Surat An Nas menempati posisi sentral. Al Fatihah, yang disebut sebagai "Ummul Kitab" (Induk Kitab), adalah pembuka segala bacaan dan doa, sementara An Nas, surat terakhir dalam mushaf, merupakan benteng perlindungan dari bisikan jahat.
Mempelajari dan merenungkan kedua surat ini secara mendalam tidak hanya meningkatkan kualitas shalat kita, tetapi juga memberikan ketenangan batin dan perlindungan spiritual dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Kedua surat ini, meskipun berbeda jumlah ayatnya, memiliki benang merah yang sama: penyerahan diri total kepada Allah SWT.
Surat Al Fatihah terdiri dari tujuh ayat yang menjadi inti ajaran Islam. Setiap kata di dalamnya sarat makna pujian, pengakuan keesaan Allah, dan permohonan petunjuk.
Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Al Fatihah adalah penawar (syifa') bagi segala penyakit, baik fisik maupun spiritual. Ketika dibaca dalam shalat, ayat ini adalah dialog langsung antara hamba dan Tuhannya. Ayat kelima, "Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in," adalah puncak pengakuan tauhid—mengabdi hanya kepada Allah dan meminta pertolongan hanya dari-Nya. Tanpa surat ini, shalat seorang Muslim dianggap tidak sah. Keutamaan lainnya adalah ia memuat pokok-pokok keimanan: pengenalan terhadap sifat-sifat Allah (Ar-Rahman, Ar-Rahim, Malik), pengakuan ibadah, dan permohonan petunjuk menuju jalan kebahagiaan.
Berpindah dari pengakuan agung di awal mushaf, kita tiba di akhir, Surat An Nas. Surat yang terdiri dari enam ayat ini adalah doa perlindungan yang sangat kuat, secara spesifik memohon perlindungan dari tipu daya setan (waswas).
(Catatan: Beberapa riwayat menyebutkan ayat terakhir adalah *minal jinnati wan nas*, yang secara tegas menyebutkan sumber bisikan jahat berasal dari jin maupun manusia.)
Surat An Nas mengajarkan kita untuk berlindung kepada tiga sifat utama Allah: Rabb (Pencipta dan Pemelihara), Malik (Raja penguasa), dan Ilah (Sembahan yang berhak disembah). Perlindungan ini ditujukan khusus untuk menghadapi "Al-Waswas Al-Khannas" (bisikan yang bersembunyi). Waswas adalah godaan halus yang merusak keimanan dan amal perbuatan seorang mukmin dari dalam. Keutamaan surat ini begitu besar hingga Rasulullah ﷺ menganjurkannya dibaca setiap kali seseorang merasa takut, terancam, atau saat akan tidur, bersamaan dengan Surat Al Falaq.
Al Fatihah dan An Nas adalah dua sisi mata uang spiritual. Al Fatihah adalah permintaan bimbingan agar kita selalu berada di jalan yang lurus. Sementara itu, An Nas adalah permohonan perlindungan agar godaan (yang seringkali membuat kita menyimpang dari jalan lurus) tidak berhasil menjerumuskan kita. Jika Al Fatihah adalah kompas spiritual kita, maka An Nas adalah perisai yang melindungi kompas tersebut dari gangguan luar.
Dengan rutin membaca dan memahami kedua surat ini, seorang Muslim membangun benteng pertahanan yang kokoh. Al Fatihah mengisi hati dengan cahaya kebenaran dan penghambaan, sementara An Nas membersihkan ruang hati dari kegelapan bisikan jahat. Inilah inti dari penjagaan spiritual dalam Islam—memohon petunjuk sekaligus meminta perlindungan dari segala sesuatu yang menghalangi petunjuk itu.