Kisah Penurunan Surat An-Nas dan Kaitannya dengan Surat Lain

Ilustrasi Penurunan Wahyu Dua figur malaikat dan cahaya turun dari langit ke sebuah masjid kuno.

Dalam tradisi Islam, Al-Qur'an diturunkan secara bertahap selama kurang lebih 23 tahun kepada Nabi Muhammad SAW. Setiap ayat atau surah memiliki konteks penurunan atau sebab nuzul yang khas. Salah satu kajian menarik adalah mengenai surah-surah pendek yang terletak di penghujung mushaf, seperti Surat An-Nas. Pertanyaan mendasar yang sering muncul adalah, apakah Surat An-Nas diturunkan bersama dengan surat lainnya, ataukah ia turun secara terpisah?

Konteks Penurunan Surat Mu'awwidzatain

Para ulama tafsir dan ahli hadis sepakat bahwa Surat An-Nas (QS. 114) dan Surat Al-Falaq (QS. 113) memiliki kaitan erat dalam hal waktu dan sebab penurunannya. Kedua surah ini sering disebut sebagai Al-Mu'awwidzatain (Dua Penjaga/Pelindung) karena keduanya mengandung permohonan perlindungan kepada Allah SWT dari kejahatan lahir dan batin.

Berdasarkan riwayat sahih, termasuk dari Imam Bukhari dan Muslim, yang bersumber dari riwayat Aisyah RA, kedua surat ini diturunkan bersamaan sebagai respons terhadap sihir yang ditujukan kepada Rasulullah SAW. Ketika Nabi Muhammad SAW mengalami sakit parah akibat sihir tersebut, Jibril AS turun membawa kedua surah ini sebagai penawar dan pelindung. Oleh karena itu, secara historis dan tematik, Surat An-Nas diturunkan bersama dengan Surat Al-Falaq. Keduanya berfungsi sebagai benteng spiritual yang menjadi amalan perlindungan harian bagi kaum Muslimin.

Perbedaan dengan Surat Lain

Namun, penting untuk membedakan konteks penurunan ini dengan surah-surah lain, terutama Surat Al-Ikhlas (QS. 112). Meskipun Surat Al-Ikhlas juga termasuk dalam kelompok "tiga pelindung" (menjadi Al-Mu'awwidzat secara lengkap), riwayat mengenai penurunan Al-Ikhlas berbeda. Al-Ikhlas diturunkan ketika kaum musyrikin Mekkah menanyakan kepada Nabi SAW tentang sifat dan nasab Tuhannya. Ayat ini menjelaskan tauhid murni, bukan sebagai penawar sihir.

Dengan demikian, jawaban atas pertanyaan apakah Surat An-Nas diturunkan bersama dengan surat lain adalah Ya, yaitu bersama Surat Al-Falaq, karena adanya satu sebab nuzul spesifik mengenai sihir. Sementara itu, Surat Al-Ikhlas memiliki sebab nuzul yang terpisah, meskipun ketiganya memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam memuat esensi keimanan dan perlindungan.

Hikmah Kolektivitas Penurunan

Penurunan dua surah pelindung ini secara berpasangan memberikan penekanan kuat pada konsep perlindungan menyeluruh. Surat Al-Falaq memohon perlindungan dari kejahatan yang bersifat eksternal dan tampak ('dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan', 'dari kegelapan apabila telah pekat', 'dari kejahatan tukang sihir wanita yang meniup pada buhul-buhul').

Sementara itu, Surat An-Nas melengkapi perlindungan tersebut dengan fokus pada bahaya internal dan yang bersifat metafisik, yaitu waswas ('dari kejahatan bisikan syaitan, yang jahat, yang biasa bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari golongan jin dan manusia'). Keduanya merupakan paket perlindungan paripurna yang diajarkan langsung kepada Nabi SAW melalui wahyu yang datang secara simultan ketika beliau sangat membutuhkan perlindungan tersebut.

Amalan dan Keutamaan

Karena fakta bahwa Surat An-Nas diturunkan bersama dengan Surat Al-Falaq dalam konteks perlindungan dari bahaya nyata, kedua surah ini memiliki keutamaan luar biasa. Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat untuk membacanya setiap kali sebelum tidur dan setelah bangun. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah membiarkan malam tiba tanpa membaca ketiganya (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas) sambil meniupkan pada telapak tangan kemudian mengusapkannya ke seluruh tubuh. Ini menunjukkan bahwa kesatuan ketiganya (meski sebab nuzul Al-Ikhlas berbeda) adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk menjaga diri dari segala macam gangguan, baik yang disebabkan oleh sihir, hasad, maupun godaan syaitan yang bersemayam dalam diri dan lingkungan sekitar.

Memahami bahwa Surat An-Nas diturunkan bersama dengan Surat Al-Falaq membantu kita menghargai kesempurnaan syariat dalam menyediakan solusi spiritual untuk setiap ujian. Kedua surah ini bukan sekadar bacaan, melainkan permohonan pertolongan yang langsung ditujukan kepada Al-Ahad, Ash-Shamad (Tuhan Yang Maha Esa dan tempat bergantung).

🏠 Homepage