Al-Qur'an merupakan kitab suci yang diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia. Di dalamnya terkandung ayat-ayat yang menjelaskan berbagai aspek kehidupan, baik spiritual, sosial, maupun individual. Salah satu surat yang sarat makna dan relevan untuk direnungkan adalah Surat An Nisa, yang berarti "Wanita". Surat ini banyak membahas tentang hak-hak dan kewajiban, baik bagi perempuan maupun laki-laki, serta aturan-aturan yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
Di antara sekian banyak ayat dalam Surat An Nisa, dua ayat yang sering menjadi sorotan karena relevansinya yang mendalam adalah ayat 60 dan ayat 70. Kedua ayat ini memberikan panduan penting bagi kaum Muslimin dalam menghadapi berbagai situasi dan tantangan, khususnya dalam konteks hubungan dengan hukum-hukum Allah dan sikap terhadap orang lain.
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Mereka hendak menjadikan thagut sebagai hukum, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkarinya. Dan setan ingin menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang jauh." (QS. An Nisa: 60)
Ayat 60 Surat An Nisa ini secara tegas mengingatkan kepada umat Islam tentang pentingnya membedakan antara kepatuhan kepada Allah SWT dan godaan untuk mengikuti selain-Nya. Allah SWT berfirman, mengingatkan kepada mereka yang mengaku beriman, namun masih condong untuk menjadikan 'thagut' sebagai pedoman atau hukum dalam kehidupan mereka. Thagut merujuk pada segala sesuatu yang disembah selain Allah, atau segala sesuatu yang melampaui batas dalam kesesatan dan pelanggaran terhadap syariat Allah. Ini bisa berupa berhala, dukun, sistem hukum yang bertentangan dengan ajaran Islam, atau bahkan hawa nafsu yang menyesatkan.
Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk mengingkari thagut. Hal ini berarti menolak segala bentuk penyembahan, ketaatan, atau menjadikan sesuatu sebagai sumber hukum selain dari Allah SWT. Padahal, mereka telah diperintahkan untuk senantiasa berpegang teguh pada ajaran Allah. Setan senantiasa berusaha menggoda dan menyesatkan manusia dengan berbagai cara, termasuk melalui rayuan untuk berpaling dari ajaran agama dan mengikuti kesesatan yang jauh.
Makna tersirat dari ayat ini adalah perlunya konsistensi dalam keimanan. Pengakuan beriman tidaklah cukup jika tidak dibarengi dengan tindakan nyata yaitu menjadikan hukum Allah sebagai rujukan utama dalam setiap aspek kehidupan. Menyerahkan urusan kepada selain Allah, apalagi kepada sesuatu yang jelas-jelas melanggar syariat-Nya, merupakan bentuk pengkhianatan terhadap keimanan itu sendiri. Ayat ini menjadi pengingat agar kita senantiasa waspada terhadap godaan setan dan tetap teguh pada jalan kebenaran yang telah digariskan oleh Allah SWT.
"Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul(-Nya), niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan demikian itulah kemenangan yang agung." (QS. An Nisa: 70)
Berbeda dengan ayat 60 yang menekankan peringatan dan larangan, ayat 70 Surat An Nisa menyajikan janji pahala dan kebahagiaan abadi bagi mereka yang taat. Ayat ini secara lugas menyatakan bahwa barangsiapa yang menaati Allah SWT dan Rasul-Nya, maka ganjaran yang akan diterimanya adalah surga. Surga digambarkan sebagai tempat yang indah, di mana mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan mereka akan kekal di dalamnya. Ini adalah gambaran kebahagiaan tertinggi dan kemenangan yang hakiki yang tidak dapat ditandingi oleh kenikmatan duniawi apapun.
Ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya mencakup seluruh ajaran yang dibawa oleh Islam, mulai dari akidah, syariat, hingga akhlak. Ini berarti melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, serta mengikuti sunnah Rasulullah SAW dalam setiap aspek kehidupan. Ketaatan ini bukan sekadar ritual ibadah, melainkan juga mencakup bagaimana kita berinteraksi dengan sesama, mengelola harta, menjaga lisan, dan seluruh tindakan yang kita lakukan.
Ayat ini juga menegaskan bahwa segala amal perbuatan manusia akan selalu dalam pengawasan Allah SWT. Janji surga ini bukanlah sesuatu yang diberikan tanpa usaha, melainkan hasil dari perjuangan dan konsistensi dalam menjalankan perintah-Nya. Kemenangan yang agung yang disebutkan dalam ayat ini adalah kemenangan spiritual yang hakiki, yaitu meraih keridhaan Allah SWT dan kehidupan abadi di surga-Nya. Ini menjadi motivasi yang sangat kuat bagi setiap Muslim untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Kedua ayat ini, baik ayat 60 maupun ayat 70, saling melengkapi. Ayat 60 mengingatkan kita akan bahaya kesesatan dan pentingnya berpegang teguh pada petunjuk Ilahi, sementara ayat 70 menjanjikan balasan surga yang mulia bagi mereka yang setia pada ketaatan. Dengan memahami dan merenungkan kedua ayat ini, diharapkan umat Islam dapat semakin termotivasi untuk senantiasa berada di jalan yang lurus, menjauhi segala bentuk kemaksiatan, dan meraih kebahagiaan dunia serta akhirat.
Memahami Surat An Nisa ayat 60 dan 70 merupakan bagian dari upaya kita untuk terus belajar dan memperbaiki diri. Keduanya memberikan bekal spiritual yang berharga dalam menjalani kehidupan di dunia yang penuh ujian ini, serta sebagai panduan untuk meraih kesuksesan hakiki di akhirat kelak.